Jika kita memperhatikan tampang Jaksa Agung Hendarman Supanji ketika menanggapi kasus korupsi di Kejaksaan Agung, maka jelaslah sang jaksa sangat bingung dengan apa yang terjadi. Ini diperkuat dengan tampangnya yang seperti orang blo’on. Ia nampaknya tidak menyadari “pergerakan tanpa bola” para bawahannya sampai sejauh itu.
Hendarman Supanji mungkin adalah orang jujur dan orang baik, tetapi untuk menjadi Jaksa Agung tidaklah cukup dengan hanya menjadi jujur dan baik. Ia juga harus “bandel”.
Bukan berarti sebagai atasan harus mencurigai bawahan. Tetapi sebagai atasan harus mampu memahami lembaga yang dipimpinnya. Karena lembaga yang dipimpinnya sangat bersinggungan dengan kejahatan, maka sang bos juga harus paham bahwa para bawahan bisa tercemari kejahatan.
Setiap kali Hendarman Supanji terlihat di televisi memberikan keterangan di hadapan pers, nampak sekali semua
Jadi Hendarman Supanji harus diganti. Ia gagal menjadi Jaksa Agung. Cukuplah ia menjadi orang yang jujur dan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar