Senin, 28 April 2008

Pemimpin Pilihan Rakyat

Di suatu negeri entah-berentah…
Negeri nan elok-subur menyubur…

Penuh dengan kekayaan alam-pualam…

Sebulan menjelang pemilihan Presiden dan Legislatif
Kampanye di mana-mana dan sampah di mana-mana…
Tebar pesona-tebar dana dan tebar tanda-tanya…

Pada pemilu ini presiden dan anggota legislatif dipilih dalam pemilihan yang sama… Ada delapan partai besar yang kemungkinan muncul sebagai pemenang… Mereka memiliki calon presidennya sendiri….partai-partai itu adalah:

  1. Partai Dengan Inovasi dan Progresifitas disingkat PDIP
  2. Partai Kesannya Baek disingkat PKB
  3. Partai Golongan Karikatur disingkat Partai GOLKAR
  4. Partai Aduh Nyaho-deh disingkat PAN
  5. Partai Para Peragu disingkat PPP
  6. Partai Keadaan dan Situasi disingkat PKS
  7. Partai Demikian tidak ada singkatan
  8. Partai Bunga Bank disingkat PBB

Tetapi ada satu partai lain yang muncul belakangan dan merebut sedikit simpati masyarakat serta patut diduga akan meraih sedikitnya satu-dua kursi di lembaga perwakilan, yaitu Partai Kemanapun Iya-iyalah disingkat PKI. Calon presidennya memiliki tampang yang kurang begitu pantas untuk sekedar jalan-jalan ke Senayan Plaza. Ia berasal dari “manusia kebanyakan”.

Lalu tibalah saatnya untuk penyelenggaraan pidato kampanye terbuka yang secara serentak diikuti oleh seluruh peserta pemilu dan dilaksanakan di Auditorium Universitas Paramadura. Moderatornya adalah tokoh universitas tersebut yang baru-baru ini kaget karena terpilih dalam 100 orang paling berpengaruh di Madura. Calon-calon presiden dari masing-masing partailah yang harus maju untuk melakukan pidato kampanye.

Nun jauh di tengah-tengah rakyat, jutaan wajah memelototi televisi untuk mendapat bahan bagi pikiran dan nurani yang akan dipakai untuk mencoblos di bilik suara pemilihan.

Cuplikan pidato dari Partai Dengan Inovasi dan Progresifitas adalah sebagai berikut:

“…bla-bla-bla…jadi, agar negara kita bangkit dari krisis yang panjang ini dan akhirnya kita dapat mencapai kemakmuran dan bla-bla-bla…oleh karena itu maka partai kami akan mendorong inovasi di segala bidang, mengupayakan percepatan pembangunan yang signifikan, memangkas jalur-jalur yang birokratif agar tercipta efisiensi…bla-bla-bla…”

Cuplikan pidato dari Partai Kesannya Baek adalah sebagai berikut:

“…bla-bla-bla…kami akan mereorganisasi jalur-jalur birokrasi agar tercipta efisiensi dan efektifitas pemerintahan dalam melayani kepentingan masyarakat. Bla-bla-bla…dan kami akan melaksanakan manajemen distribusi yang benar terhadap produk-produk konsumtif. Kami akan mengusulkan revisi ataupun perubahan terhadap undang-undang yang tidak memihak kepentingan umum…bla-bla-bla…”

Cuplikan pidato dari Partai Golongan Karikatur adalah sebagai berikut:

“…bla-bla-bla…partai kami akan memasuki episentrum krisis yang berkepanjangan ini lalu merehabilitasinya dari sana agar perbaikan-perbaikan akan menjalar ke segala lini karena…bla-bla-bla…yang akan berpengaruh pada perbaikan sistem secara keseluruhan…bla-bla-bla…”

Cuplikan pidato dari Partai Aduh Nyaho-deh adalah sebagai berikut:

“…bla-bla-bla…kami akan merestrukturisasi sistem perbankan nasional agar bla-bla-bla…sehingga dapat memberikan akses yang lebih baik bagi rakyat kecil untuk dana usaha, serta merancang dan mengimplementasikan program-program pemerintahan yang bla-bla-bla… dan berpihak pada kepentingan umum sesuai dengan undang-undang…bla-bla-bla…”

Cuplikan pidato dari Partai Bunga Bank adalah sebagai berikut:

“…bla-bla-bla…kami akan mereformasi lembaga-lembaga hukum di negara ini untuk menguatkan sistem hukum nasional dan agar tercipta profesionalisme dalam penegakan hukum…bla-bla-bla…membenahi moralitas bangsa yang sampai sejauh ini…bla-bla-bla…”

Cuplikan pidato dari Partai Demikian adalah sebagai berikut:

“…bla-bla-bla…kami akan membenahi fundamental ekonomi sehingga pengelolaan perekonomian secara makro dan mikro dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional…bla-bla-bla…yang bermuara pada pertumbuhan ekonomi rakyat…bla-bla-bla…”

Cuplikan pidato dari Partai Para Peragu adalah sebagai berikut:

"…bla-bla-bla…Kami akan menciptakan iklim yang kondusif bagi masuknya investasi yang sangat berperan dalam ketersediaan lapangan pekerjaan sehingga akan memacu produktifitas nasional…bla-bla-bla…partai kami akan mendorong penelitian untuk menemukan kembali jati diri bangsa yang telah…bla-bla-bla…”

Cuplikan pidato dari Partai Keadan dan Situasi adalah sebagai berikut:

“…bla-bla-bla…Menurunkan pajak adalah salah satu pendorong bagi peningkatan aktivitas ekonomi dan masuknya investasi, yang dengan demikian akan…bla-bla-bla…dengan terciptanya infrastruktur yang memadai maka kegiatan industri berskala menengah dan berskala besar akan…bala-bla-bla…”

Demikianlah calon-calon presiden menyampaikan pidatonya agar terpilih sebagai presiden pada pemilu yang sudah dekat, dan agar partai yang mengusungnya meraih kursi yang besar di parlemen. Calon-calon presiden itu bertampang aristokrat. Cahaya lampu yang menerangi ruangan jelas memantul di wajah dan sisiran mereka. Jutaan wajah yang menonton televis saat itu mengenal mereka sebagai tokoh-tokoh yang sering muncul dalam dialog-dialog politik dan seremoni. Masing-masing calon rata-rata menyampaikan pidato dalam waktu 30 menit.

Ketika tiba giliran Partai Kemanapun Iya-iyalah menyampaikan pidato, calon presiden partai itu maju dengan langkah yang tetap tanpa lirik sana-lirik sini tanpa angguk sana-sini. Hadirin yang ada di ruangan tersebut nampak berbisik-bisik dan melemparkan senyum manis dengan sinar mata yang sinis. Uniknya calon presiden yang ini hanya menyampaikan pidato dalam waktu 5 menit. Sebelum memberikan pidatonya, ia melemparkan senyum lucu dan tampang bingung.

Inilah isi pidatonya:

“Kalau saya dan partai saya menang dalam pemilu maka kita semua tidak akan sulit membeli minyak tanah dan minyak sayur. Kita semua tidak akan berat kasih ongkos angkot pada anak kita yang mau sekolah. Kalau tidak ada uang untuk berobat datang aja ke rumah saya, dan kalau kebetulan saya lagi tidak ada uang, kita sama-sama usahakan cari utangan. Tenang ajalah. Rakyat semua kalau mau datang ke kantor wakil-wakil rakyat untuk mengadu datang aja. Pakaian tidak perlu sopan-sopanlah. Yang penting punya pakaian. Kalau wakil-wakil rakyat dari partai saya tidak ada di gedung wakil rakyat, telepon aja. Di kantor-kantor cabang partai kami tersedia semua nomor telepon wakil-wakil rakyat. Atau bisa juga pakai telepon kantor partai. Pokoknya beli beras, beli pakaian, beli minyak, beli obat, dan mau sekolah tidak akan sulit. Jadi jangan cemas. Kalau urusan pemerintahan, teknologi, dan lain2 yang banyak itu, itu sudah pasti diurus orang2 pintar yang banyak di negara kita... ”.

Hanya itulah isi pidato calon presiden dari Partai Kemanapun Iya-iyalah.

Seminggu setelah hari pemilihan umum, Panitia Pemilihan mengumumkan perolehan suara pemilu sebagai berikut:

  1. Partai Dengan Inovasi dan Progresifitas disingkat PDIP = 3%
  2. Partai Kesannya Baek disingkat PKB = 3%
  3. Partai Golongan Karikatur disingkat Partai GOLKAR = 3%
  4. Partai Aduh Nyaho-deh disingkat PAN = 3%
  5. Partai Para Peragu disingkat PPP = 3%
  6. Partai Keadaan dan Situasi disingkat PKS = 3%
  7. Partai Demikian tidak ada singkatan = 3%
  8. Partai Bunga Bank disingkat PBB = 3%

Partai Kemanapun Iya-iyalah memperoleh suara sebanyak 76%. Calon Presidennya memperoleh hasil yang sama 76%. Ia pun terpilih sebagai presiden.

Jutaan rakyat yang menonton televisi pada saat pidato kampanye tingkat nasional telah memutuskan bahwa mereka menginginkan orang-orang yang memahami dan mengerti mereka. Bukan orang-orang yang mempersulit keadaan dan memusingkan kepala dengan skema pidato yang tak mereka pahami. Rakyat menginginkan orang-orang yang merupakan bagian dari mereka.