Sabtu, 28 Maret 2009

Situ Gintung...Oh...Situ Gintung..!!








































BENCANA

Dini hari tanggal 28 Maret 2009, ketika kebanyakan orang masih lelap dalam tidurnya, udara yang dipenuhi hujan, dan kebisuan dini hari, bencana mengerikan mendatangi...Tanggul penahan Situ Gintung jebol...Memuntahkan bencana ke sekitarnya...Sinar semburat matahari yang sesaat lagi menyapa disambut kepanikan…jerit kehilangan-kemalangan…

Lalu hari terang berwarna maut!!!

Data hari itu menyebutkan 58 orang tewas, 173 orang luka-luka, dan 78 orang hilang. Sementara posko Universitas Muhammadyah Jakarta mencatat korban tewas 62 orang.
Kerugian material belum terdeteksi...
Dalam hari-hari ke depan angka-angka akan bertambah...

MENTERI PU Ir. DJOKO KIRMANTO, Dipl. HE
Sejumlah pejabat tinggi negara datang ke lokasi sebagai bagian dari Tanggap Darurat.
Pada malam harinya dalam acara Berita Malam TV One, wartawan mewawancarai Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto.

Antara lain Pak Menteri mengungkapkan bahwa bencana ini adalah salah satu dampak dari global warming serta hujan dan kering yang silih berganti....
Kemudian ia juga mengatakan bahwa rehabilitasi akan dilaksanakan dengan memasang bronjong-bronjong untuk menahan tanah di sekitar Situ...

Beginilah kaliber Menteri PU kita!
Asal bicara saja. Ia berbicara tentang global warming dan hujan yang anak Sekolah Dasar pun sudah fasih mengatakannya. Lalu bonjong-bronjong..??? Emangnya Situ Gintung ini sama dengan Situ Bulakan atau Situ Cibuereum, atau aliran sungai kecil yang cukup dipasangi bronjong saja untuk penahan? Pak Menteri pulang saja ke Pengging, atau kuliah lagi agar bapak tahu bahwa bronjong saja tidak cukup untuk menahan jutaan ton beban air yang ditampung Situ Gintung. Bukan hanya air yang ada di Situ ini, tetapi juga potensi bencana dahsyat...jutaaan ton bencana, jutaan m3 bencana..

Pak Menteri ini harusnya tidak banyak bicara dulu…cukup ia berbicara dengan atasannya tentang perencanaan rehabilitasi…lalu memanggil pejabat-pejabat di Dinas PU setempat untuk diberikan surat pemecatan. Harus memberikan surat pemecatan!!! Karena Dinas PU setempat harusnya sudah tanggap dengan potensi bencana ini. Tanggap bukan hanya terhadap struktur Bangunan Situ dan kondisi tanah Situ, akan tetapi tanggap dengan ratusan nyawa yang ada di sekitar Situ Gintung. Untuk itulah mereka digaji rakyat.

SOP-nya:
Ketika memasuki musim hujan lebat seperti sekarang ini, Dinas PU melalui Satuan Kerja NVT Pengembangan dan Konservasi Sumber Daya Air, harus menempatkan personilnya memantau kondisi Situ Gintung karena Departemen Umum yang tahu tentang kondisi seluruh Situ di Indonesia dari A s.d Z. Dinas PU harus memantau volume air dan kondisi tanah-tanggul Situ Gintung di saat-saat hujan seperti saat ini. Membuat dan melaporkan hasil pemantauan per jam dan per hari. Sehingga ketika hasil pengamatan menunjukkan indikasi yang berbahaya, Dinas PU dapat berkoordinasi dengan instansi dan lembaga lain untuk memperingatkan warga sekitar Situ Gintung akan bahaya yang mungkin timbul. Kalau perlu evakuasi. Untuk meminimalisasi korban.

Kalau sudah begini kejadiannya, lalu sebenarnya apa sih kerjaan mereka selama musim banyak hujan gini? Tidur kedinginan? Gak tau!!!

Lalu, Pak Menteri mengatakan bahwa rehabilitasi akan dilaksanakan dengan memasang bronjong-bronjong…
Bah... Lulusan mana Pak Menteri ini…
Emangnya Situ ini sama dengan Situ-situ lainnya yang memiliki perbedaan elevasi hanya 1 meter?? Bukankah Situ Gintung memiliki perbedaan elevasi s.d 15 m terhadap sekitarnya??? Emangya Situ Gintung ini sama dengan aliran sungai kecil yang tanggulnya cukup ditahan dengan bronjong batu… lalu amanlah itu??? Wah-wah…Pak Menteri pulanglah saja ke Pengging, atau kuliah lagilah…
Maaf, Pak Menteri. Saya bilang gini, karena menurut saya Pak Menteri tidak perlulah berbicara hal-hal teknis. Biarlah iitu urusan para engineer. Pak Menteri cukup berbicara tentang rencana strategis kalau emang ada niat dan dana untuk rehab.
Tau gak Pak Menteri?? Anda jadi hampir sama dengan rekan anda di kabinet, yaitu Hatta Rajasa. Hatta Rajasa pada hari ketiga hilangnya pesawat Adam Air Januari 2007 di Perairan Majene mengatakan bahwa Tim Sar sudah melihat bangkai pesawat Adam Air yang hilang itu. Mimpi kalee…
Kedua pejabat ini sama-sama lulusan ITB lho…

NEGARA GAGAL,NEGARA PENGEMIS, DAN NEGARA KORUPTOR?

Pada tanggal 18 Februari 2009, Dinas PU mengiklankan teder rehabilitasi Situ, yaitu:
1. Rehabilitasi Situ Bulakan, 6 Milyar
2. Rehabilitasi Situ Kelapa Dua dan Situ Bungur, 6 Milyar
3. Rehabilitasi Situ Kepuh, 6 Milyar
4. Rehabilitasi Situ Cibeureum, 6.1 Milyar
5. Rehabilitasi Situ Cibuntu dan Situ Cibodas, 4.5 Milyar
Total 30.6 Milyar.

Ini adalah tender akal-akalan. Rencana proyek ini jelas akan menjadi ajang pejabat PU nyari duit.
Pertama, karena sebenarnya tidak ada urgensi untuk melaksanakan pekerjaan rehabilitasi pada situ-situ ini. Profil Situ-situ ini tidak signifikan mengontrol laju debit air yang melalui sungai-sungai di Jabodetabek dan warga sekitarnya. Bahkan beberapa Situ yang ditenderkan ini, elevasinya muka airnya lebih rendah dari elevasi tanah (permukiman) sekitarnya. Jadi pasti ada ‘sesuatu’ sehingga Situ-situ ini perlu dianggarkan untuk rehabilitasi.
Kedua, pemenang tender biasanya menawar hingga 45%. Maksdunya: Jika rehabilitasi Situ Bulakan dianggarkan sebesar 6 Milyar,maka pemenang tender akan melaksanakan pekerjaan rehabilitasi dengan biaya 45% dari 6 Milyar, atau sekitar 2.7 M. Apa ini!!??? Jadi pemenang tender ini mengerjakan rehabilitasi dengan apa!!?? Sudah jelaslah bahwa pekerjaan rehabilitasi ini akan dikerjakan asal-asalan saja. Biaya 2.7 M tidak akan menutupi ongkos alat berat excavator, ponton, truk pengangkut, solar, gaji dan upah, dan material lainnya. Kalau begitu apa yang terjadi!!?? Emang Gua Pikirin…

Rehabilitasi seharusnya dilaksanakan pada Situ-situ yang berpotensi bencana. Tetapi Departemen PU mikirin ini gak ya???

Jelaslah tidak ada niat penyelenggara negara dan pemerintah untuk melayani, memperhatikan, mengabdi, dan melindungi rakyatnya. Negara ini sudah hampir menjadi Negara gagal. Negara pengemis. Gagal melindungi rakyatnya. Bukan hanya rakyatnya yang banyak menjadi pengemis, tetapi Negara ini juga telah jadi Negara Pengemis. Membiarkan bencana menimpa rakyat dan lingkungannya, lalu Negara meminta bantuan negara-negara lain untuk mengatasinya.

Pada media cetak hari ini, Senin, 30 Maret 2009, korban tewas 99 orang dan hilang 128 orang.

SITU GINTUNG, OH, SITU NGINTUNG

Tidak ada komentar: